Perubahan Paradigma dalam Pendidikan*
Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia telah terjadi beberapa kali gelombang besar perubahan. Dalam teknologi pembelajaran, telah terjadi serangkaian revolusi besar, antara lain:
– Revolusi I : Menitipkan anak pada guru
– Revolusi II : Tulisan
– Revolusi III : Teknologi cetak
– Revolusi IV : Teknologi elektronik
– 1910-an – motion pictures
– 1930-an – radio broadcasting
– 1950-an – instructional television
– 1960-an – tutorial machines
– 1980-an – multimedia dan internet
Saat ini kita telah memasuki gelombang ketiga, yakni perubahan teknologi informasi. TIK telah menjadi simbol gelombang perubahan. Bagaimana kita menghadapi perubahan ini? Kalau diibaratkan TIK itu adalah arus badai, maka sekurang-kurangnya ada tiga sikap dalam menghadapi perubahan teknologi informasi. Pilihan pertama membangun dinding yang kokoh agar tidak terkena badai tersebut, pilihan kedua berdiam diri dan membiarkan diri kita terbawa arus, pilihan ketiga memanfaatkan arus tersebut sebagai sumber energi. Pilihan manakah yang kita ambil? Tentu terpulang kepada diri kita masing-masing, Namun demikian, pasti kita sepakat bahwa pilihan terbaik adalah memanfaatkan arus tersebut sebagai sumber energi.
Perubahan ini melanda semua bagian kehidupan, termasuk di dalam pendidikan. Sebut saja misalnya ruang belajar, yang biasa kita sebut ruang kelas. Pada masa kini, pengertian kelas telah jauh berubah dengan pengertian masa lalu. Dahulu mungkin yang disebut ruang belajar adalah ruang berbentuk kotak berisi sejumlah meja kursi murid, meja kursi guru, dan sebuah papan tulis di dinding. Sesederhana itu. Tapi sekarang yang disebut ruang belajar tidak lagi dibatasi dengan empat dinding dan satu orang guru. Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Media belajar bukan lagi sekedar papan tulis dan kapur. Buku tidak hanya kumpulan kertas yang tercetak, dsb.
Pendidikan sedang mengalami perubahan paradigma. Sekarang dapat diidentifikasi pada apa sajakah paradigma itu sedang berubah. Peradigma tentang guru, apa sajakah perubahan paradigma yang sedang terjadi pada guru dahulu dan sekarang.
Dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber, sekarang …….
Dahulu guru dianggap paling dan serba tahu, sekarang …….
Dahulu guru dianggap sebagai yang harus digugu dan ditiru, sekarang …….
Dahulu kegiatan belajar mengajar berpusat kepada guru, sekarang …….
Dahulu metode mengajar guru cenderung monoton, sekarang …….
Dahulu guru cenderung tidak mengembangkan materi ajar, sekarang …….
Ini dapat di identifikasi dan di kelompokkan mana peran guru yang mengalami perubahan dan mana yang tidak mengalami perubahan. Dan yang mana pula perubahan itu yang diakibatkan oleh perkembangan TIK.
Perubahan paradigma tentang kurikulum juga dapat kita amati. Kurikulum pada masa lalu ditentukan oleh pemerintah. Akan tetapi saat ini, kita tengah mengalami perubahan dalam penentuan kurikulum, di mana satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kurikulum sendiri. Sedangkan pemerintah hanyalah menetapkan standar kompetensi. Perubahan ini akan terus berlanjut. Sekolah masa depan akan mengembangkan kurikulum yang menjadi ciri khas masing-masing. Orang tua murid akan memilih sekolah mana yang cocok untuk anaknya sesuai dengan minat dan harapan mereka.
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dapat diamati pada tabel di bawah ini.
Perubahan paradigma pada proses pembelajaran
DARI |
KE |
teacher-centered instruction |
student-centered instruction |
single-sense stimulation |
multisensory stimulation |
single-path progression |
multipath progression |
single media |
multimedia |
isolated work |
collaborative work |
information delivery |
information exchange |
passive learning |
active/inquiry-based learn. |
factual thinking |
critical thinking |
knowledge-based decision making |
informed decision making |
reactive response |
proactive and planned act. |
isolated |
authentic |
artificial context |
real-world context |
*(Disarikan dari modul 1 Pelatihan Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Tingkat Nasional 2008)
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Sebagai Media Pembelajaran
Sudah saatnya para Guru memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Sebagai Media Pembelajaran. Berbagai media seperti; vcd, cd interactive, cassette recorder dan internet khususnya situs pendidikan yang tersedia dan telah menyediakan materi berbagai mata pelajaran sangat membantu bagi para Guru dalam kegiatan belajar mengajar. Tinggal bagaimana skill para Guru untuk dapat mengoperasikan dan mencari sekaligus menemukan kemudian memberikan informasi kepada peserta didik. Tentunya ini sebuah tantangan atau bahkan keharusan bagi para Guru untuk memiliki skill ini di era globalisasi informasi.
Apalalagi sebuah sekolah atau madrasah yang sudah memiliki jaringan internet dan dilengkapi hotspot area seperti di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gandekan Bantul tentunya akan lebih memudahkan bagi para guru untuk berkreasi dan juga membuat inovasi dalam mengajar sehingga menjadikan sebuah kegiatan belajar mengajar yang lebih menarik. Di dalam kelas selama proses KBM berlangsung dapat bersamaan pula mengakses internet. Dapat pula mencari materi dan informasi yang benar benar uptodate untuk di dapatkan dengan cepat.
Dengan semakin lengkapnya fasilitas di MAN Gandekan Bantul khususnya di bidang IT, diharapkan para Guru dapat memanfaatkan sebagai media pembelajaran dan dengan demikian terwujudlah suatu sistem belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain di lingkungan MAN gandekan Bantul khususnya atau dapat di sebut juga:
E-Learning MAN Gandekan Bantul (ELMANDEBA)
Dan akhirnya mari;
“Improve ourselves to do the best for our students”
Berikut ini beberapa tautan tentang TIK:
1. Tips Bagi Guru Dalam Memanfaatkan Media TIK
2. Potensi TIK Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas
3. Guru dan TIK